ZUMVU

Imam Bonjol

    Added on 04 August 2020

    Sejarah Singkat Tuanku Imam Bonjol

    04 August 2020

    Tuanku Imam Bonjol merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari daerah Sumatra Barat, namanya terkenal setelah menjadi pemimpin Kaum Padri didalam perang Padri melawan Belanda dan Kaum Adat.


    Tindakan sebagai seorang patriotis, Tuanku Imam Bonjol dapat menyatukan kekuatan kaum Padri dengan Kaum Adat untuk bersama-sama melawan dan mengusir Belanda, padahal sebelumnya Hampir  20 tahun kaum adat berperang dengan kaum Padri didalam perang Padri.


    Perang Padri adalah suatu perang yang meninggalkan kesan heroik sekaligus memilukan dalam ingatan catatan sejarah Bangsa, kesan memilikanya adalah peperangan terjadi sesama anak Bangsa, yang kemudian dimanfaatkan oleh Penjajah untuk terus mengadu domba kedua belah Pihak.


    Sedangkan kisah heroiknya adalah ketika para kaum adat dan kaum Padri sadar akan peperangan yang merugikan kedua belah pihak dan malah menguntungkan penjajah, akhirnya mereka memutuskan untuk bergabung menjadi satu kekuatan dan menyerang Belanda.


    Pergabungan antara kedua kekuatan tersebut terjadi disaat Tuanku Imam Bonjol memimpin kaum Padri, dan sejak saat itu Tuanku Imam Bonjol menjadi pemimpin perlawanan rakyat Sumatra Barat guna mengusir Belanda dari tanah Minang dan tanah Batak.


    Perlawanan yang dilakukan Imam Bonjol cukup memukul kekuatan Belanda setelah mereka kewalahan mengahadapi Pangeran Diponegoro dalam perang Jawa yang sangat merugikan Belanda.


    Sulit untuk Belanda menaklukan kaum Padri, meskipun ada kaum adat disisi Belanda, dikarenakan kesulitan dan terdesak didalam perang Jawa, penjajah terpaksa mengadakan perjanjian damai dengan Imam Bonjol pada tahun 1824 dibawah Gubernur Jendral Johannes van Den Bosch didalam perjanjian Masang. Baca selengkapnya Biografi Tuanku Imam Bonjol.


    Setalah Perang Jawa usai, Belanda melanggar perjanjian yang dibuatnya sendiri, namun di tahun 1833 peperangan berubah menjadi perang antara Kaum Padri bersama Kaum Adat melawan Belanda, kedua pihak salang membantu satu sama lain.


    Persatuan itu dimulai dengan diadakan pertemuan antara kaum Padri dengan Kaum Adat, perjanjian tersebut dikenal sebagai Plakat Tabek , yang mewujudkan kesepakatan adat basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah yang artinya Adat berdasarkan agama dan adat berdasarkan Kitabullah.


    Tuanku Imam Bonjol sadar bahwa perang yang hampir 20 tahun lamanya tidak ada gunanya karena hanya memnyebabkan masyarakat minang semakin sengsara, begitu juga sebaliknya kaum Adat juga berfikir demikian.


    Perjuangan heroik Tuanku Imam Bonjol bersama para pengikut setianya menghajar Belanda habis-habisan yang saat itu sedang menggempur Bonjol dari segala arah selama 6 bulan lamanya.


    Belanda melakukan penyerangan besar-besaran ke benteng kaum Padri di bonjol, unit pasukan ini dipimpin oleh Para Jendral dan pewira Belanda yang berhasil membendung perlawanan Diponegoro.


    Jumlah pasukan belanda yang mengepung benteng Padri terdiri dari 148 perwira Eropa, 36 pribumi, 1.103 tentara Belanda, 4.130 pasukan pribumi, bahkan ada pasukan dari Sumenep atau Madura yang berdiri paling depan menyerang Benteng terakhir kaum Padri, selain itu Belanda juga terus mendatangkan pasukan bantuan dari Batavia.


    Perang Padri selesai setalah benteng Kaum Padri berhasil dijebol dan Imam Bonjol tertangkap kemudian diasingkan, kehilangan seorang pemimpin tertinggi membuat para pasukan menjadi kacau, ada yang menyerahkan diri dan ada juga yang melarikan diri kehutan dan akan meneruskan kembali peperangan tersebut.




    loader
    View More